5 Syarat Penyerahan Barang di Perusahaan Dagang, Wajib Tahu!

Dalam proses perdagangan, ternyata bukan hanya penjualan saja yang dianggap penting, namun juga penyerahan barang. Nah, dalam melakukan penyerahan barang, kamu perlu tahu bahwa ada yang namanya syarat penyerahan barang.
Pastinya syarat-syarat penyerahan barang dibutuhkan dengan tujuan untuk membuat konsumen puas dan meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Ingin tahu apa saja syarat tersebut? Yuk, simak artikel di bawah ini!
Apa itu Syarat Penyerahan Barang?
Pada transaksi perdagangan, ada yang namanya pengiriman barang. Setiap pengiriman barang pastinya membutuhkan syarat yang berlaku dalam proses pengirimannya agar sesuai dengan ketentuan. Hal ini ditujukan guna menghindari ketidakjelasan saat pengiriman barang.
Buat yang belum tahu, jadi syarat penyerahan barang singkatnya membahas tentang serah terima barang antara penjual dan pembeli. Lebih dari itu, syarat penyerahan barang bisa menyangkut tentang kesepakatan kedua belah pihak.
Kesepakatan yang dimaksud bisa mengenai tentang pembayaran, beban angkut, pengakuan transaksi, serta tanggung jawab barang selama di perjalanan. Jadi, syarat penyerahan barang adalah hal penting yang perlu diketahui di dunia perdagangan.
Syarat-Syarat Penyerahan Barang
Dalam aktivitas pengiriman barang, terdapat beberapa syarat penyerahan barang yang perlu kamu pahami. Adapun syarat penyerahan barang ialah sebagai berikut:
1. Dokumen Penyerahan Barang
Saat melakukan aktivitas pengiriman barang, mencatat setiap transaksi dalam bentuk dokumen adalah hal yang wajib dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kejelasan dengan adanya bukti dan mencegah kesalahpahaman. Berikut adalah beberapa contoh dari pencatatan dokumen penyerahan barang:
Saat produk terbeli harus ada yang namanya kuitansi pembayaran dan invoice
Adanya purchase order untuk memastikan pesanan pelanggan
Mengeluarkan nota debet/kredit untuk barang yang diretur
Menerbitkan surat jalan ketika barang keluar dari gudang
Ketika barang diterima, perlu adanya verifikasi dari si pembeli
2. Adanya Sistem Ongkir
Dalam syarat penyerahan barang, dikenal juga yang namanya sistem ongkir. Hal ini ditujukan untuk mengetahui pihak mana yang nantinya akan menanggung ongkir tersebut. Di syarat penyerahan barang dikenal dua jenis sistem ongkir, yaitu FOB (Free on Board) Shipping Point dan FOB (Free on Board) Destination.
Pada FOB Shipping Point, semua biaya dan risiko menjadi tanggungan pembeli, mulai dari gudang penjual hingga sampai ke tangan pembeli. Sedangkan FOB Destination yaitu semua biaya dan risiko akan ditanggung oleh penjual.
Baca juga: Admin Gudang: Tugas, Tanggung Jawab, Kualifikasi dan Gaji
3. Wajib Adanya Asuransi Sebagai Syarat Penyerahan Barang
Syarat penyerahan barang juga mengenal adanya asuransi. Tak hanya kendaraan atau pendidikan yang bisa diasuransikan, melainkan juga pengangkutan barang. Asuransi dalam hal pengangkutan barang biasanya disebut dengan cost insurance and freight (CIF).
CIF adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh penjual dengan tujuan untuk membayar biaya, asuransi, dan pengiriman agar barang yang dikirim terhindar dari kerusakan, kehilangan, atau hal lain yang tak diinginkan saat sedang berada di perjalanan.
4. Syarat Pembayaran Barang
Selanjutnya, ada syarat pembayaran barang. Syarat pembayaran barang dibagi menjadi dua jenis yaitu debit dan kredit. Apabila pembayaran barang dilakukan secara kredit, biasanya ditentukan batas pembayaran barang sebelum jatuh tempo, bisa 10 hari, beberapa minggu, atau sebulan.
5. Pencatatan Transaksi
Pencatatan transaksi juga menjadi syarat penyerahan barang. Setiap barang yang keluar dari gudang harus masuk ke dalam catatan penjual. Hal ini bertujuan memudahkan penjual dalam memonitor sisa barang yang belum terjual maupun barang cacat yang diretur oleh pembeli.
Selain itu, dengan adanya pencatatan barang ini dapat membantu penjual dalam melihat persediaan barang di gudang serta bisa melakukan evaluasi terhadap pencatatan barang apakah sudah berjalan dengan benar atau belum.
Perbedaan FOB Shipping Point dan FOB Destination
FOB Shipping Point yaitu ketika semua biaya dan risiko menjadi tanggung jawab pembeli, mulai dari gudang penjual hingga gudang pembeli. Salah satu ciri dari FOB Shipping Point adalah transaksi akan masuk ke pencatatan ketika barang mengalami ketelatan dalam pengiriman.
Ciri lainnya seperti barang masih dalam tanggung jawab si pembeli dan ketika barang sudah dikirim, maka akan langsung menjadi milik si pembeli.
Sementara itu, FOB Destination merupakan kebalikan dari FOB Shipping Point. Di mana semua biaya dan risiko nantinya akan menjadi tanggung jawab si penjual. Biasanya, pembeli tidak akan membayar ongkir di awal. Lalu, transaksi akan masuk ke dalam pencatatan ketika barang sudah sampai di gudang pembeli.
Ciri FOB Destination lainnya yaitu ketika barang masih dalam perjalanan, maka barang tersebut masih menjadi milik penjual dan barang baru menjadi milik pembeli ketika sudah sampai.
Di atas tadi merupakan rangkuman dari pengertian penyerahan barang serta syarat penyerahan barang yang perlu kamu ketahui. Kamu bisa mempermudah itu semua dengan menggunakan layanan dan fitur yang disediakan oleh Crewdible. Yuk, saatnya serahkan masalah operasional tokomu ke Crewdible agar urus bisnis lebih hemat dan praktis!
Baca juga: Kartu Stok Barang: Pengertian, Fungsi, Contoh, Cara Mengisi